Andai kesusahan adalah hujan dan kesenangan adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi.

Kamis, 07 Juli 2011

Cara dan Adab Berdoa


Bagaimana cara dan adab berdoa menurut ajaran agama? Faktor apa yang mendorong cepat terkabulnya doa? Berbagai macam cara ibadah telah saya lakukan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan. Akan tetapi, mengapa permohonan atau doa saya belum juga dikabulkan Allah?
-Eka, Jakarta
-M. Ziaulhaq, Semarang


Al-Qur'an secata tegas menyatakan, Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku kabulkan permintaanmu." (QS. al-Mu'min: 60). Di tempat lain, Allah berfirman: "Aku mengabulkan doa orang yang berdoa bila ia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (panggilan)-Ku dan beriman kepada-Ku." (QS. al-Baqarah: 186). Kalimat "orang yang berdoa bila dia berdoa" menunjukkan bahwa boleh jadi ada seseorang yang memohon kepada-Nya, tetapi ia belum dinilai Allah sebagai berdoa.

Ayat di atas juga mengisyaratkan bahwa yang pertama dan utama dituntut dari orang yang berdoa adalah "memenuhi panggilan atau melaksanakan ajaran agama." Karena itu, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Nabi SAW menguraikan keadaan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, sehingga pakaiannya lusuh. Dia mengangkat tangannya ke langit sambil berdoa, "Wahai Tuhan, wahai Tuhan, (perkenankan doaku)!" tetapi makanan yang dimakannya haram, minuman yang diminumnya haram, pakaian yang dikenakannya haram, dan diberi makan dari barang haram. Maka, bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR. Muslim)

Selanjutnya, ayat di atas memerintahkan orang yang berdoa agar beriman kepada-Nya bukan saja dalam pengertian mengakui keesaan-Nya, melainkan juga percaya bahwa Allah akan memilih yang terbaik untuk si pemohon, dan Dia tidak akan menyia-nyiakan doanya itu. Hanya saja, Allah boleh jadi memperlakukannya seperti seorang Ayah memperlakukan anaknya: sekali waktu memberikan sesuatu sesuai dengan permintaan, di lain waktu memberikan yang lain dan lebih baik dari yang diminta. Namun, tidak jarang pula Allah menolak permintaannya, tetapi memberinya sesuatu yang lebih baik di masa mendatang -kalaulah bukan di dunia ini- di akhirat kelak. Bukankah seorang Ayah yang baik tidak memberikan sesuatu yang merugikan anaknya, sekalipun sang anak mendesak? Al-Qur'an menegaskan, Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui  (QS. Ali 'Imran: 66). Karena itu, Rasulullah SAW bersabda, "Berdoalah kepada Allah disertai keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari kalbu yang lalai dan lengah." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Salman)

Dari sekian banyak ayat dan hadits diperoleh petunjuk tentang doa. Di antaranya adalah bahwa doa hendaknya dimulai dengan ucapan "Alhamdulillah"  yakni memuji Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya selama ini sebagai pengakuan atas kasih sayang (rahmah)-Nya. Dengan demikian, kalaupun permintaan tidak atau belum terpenuhi, maka ini tidak mengantarkan orang yang berdoa pada kekesalan atau rasa ketidakadilan Ilahi. Setelah itu, mengucapkan shalawat, yakni permohonan kepada-Nya agar Nabi Muhammad SAW melimpahi rahmat dan kasih sayang oleh-Nya. Ini dinilai sebagai kunci pembuka. Sebab, Nabi Muhammad SAW adalah kekasih Allah, dan melalui beliau, kita beroleh petunjuk. Shalawat ini membuktikan rasa terima kasih kita kepada beliau. Dengan mengucapkannya, kita berharap memperoleh percikan kasih-Nya. Setelah itu, barulah kita ajukan permohonan. Selain itu, janganlah lupa untuk mendoakan orang lain. Sebab, seperti disabdakan Nabi Muhammad, "Jika seseorang mendoakan saudaranya (orang lain) tanpa sepengetahuannya, maka malaikat akan berdoa 'Amin' (Ya Allah, perkenankanlah), dan untukmu -wahai orang yang berdoa- semoga Allah menganugerahimu seperti itu (apa yang engkau mintakan untuknya)." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Setelah itu, akhirilah doa dengan mengucapkan "Subhanallah"  yakni menyucikan Allah dari segala kekurangan, antara lain, sifat kikir atau tidak adil. Bahkan, akhirilah doa dengan mensyukurinya sekali lagi sebagaimana ditunjukkan al-Qur'an, Dan akhir doa mereka adalah Alhamdulillaah Rabb al-'aalamiin (QS. Yunus: 10). Ini mengandung makna bahwa si pemohon dipenuhi dengan optimisme bahwa doanya tidak akan disia-siakan oleh Allah. Tentu saja, semua itu hendaknya dilakukan dengan khusyuk dan rendah hati sebagaimana diajarkan oleh al-Qur'an (QS. al-A'raf: 55). Demikian, wallahu a'lam.


Disadur dari buku:
M. Quraish Shihab Menjawab...
1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selemah-lemah manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat, dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari. -Imam Ali bin Abi Thalib
My Great Web page