Andai kesusahan adalah hujan dan kesenangan adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi.

Jumat, 29 April 2011

Lemparan Batu Kecil


Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Lalu pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Seketika temannya berhenti bekerja, lalu mengambil uang itu, dan setelah itu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, akan tetapi usahanya yang kedua pun mendapatkan hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapatkan ide, Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah temannya tadi. Dan batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, sekarang temannya menengadah ke atas. Dan pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya tadi.

Sahabatku, Allah kadang menciptakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena seringkali Allah melimpahi kita dengan nikmat-Nya, akan tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya.

Maka janganlah bersedih ketika banyak ujian dan cobaan dalam kehidupan kita, karena yang seharusnya kita sedihkan adalah ketika kita tanpa sadar bahwa kita jarang menengadah kepada-Nya.

Oleh karena itu, agar kita selalu ingat akan Dia, Allah menjatuhkan "batu kecil" kepada kita. Akan tetapi sayang, banyak orang yang tidak sadar akan maksud lemparan itu, bahkan kita sering kali marah kepada yang melempar batu kecil tersebut.

Baca selengkapnya >>

Kamis, 14 April 2011

Pengharapan

Aku pangkas khayalan dan segenap upaya
Ku bentang ridha atas secuil harta
Ku sanjung qana'ah dalam jiwa
Saat kuda-kuda para saudagar kaya mendahului keledaiku
Ku katakan pada diriku sendiri
"Aku lebih suka selamat dari pada nafsu dan kerendahan duniawi"
Walau rasa cinta kepada kekayaan duniawi memenuhi lubuk hati
Tapi seruan zuhud menjadi alasan untuk membunuh segala ambisi
Kalau saja aku punya kain tutup kepala yang bagus
Tentu aku tak suka dengan penutup kepala yang sempit
Tapi orang yang membungkus perbuatannya dengan keikhlasan
Tak akan menari karena rebabku yang berbunyi karena tabuhan
Keberhasilan adalah ukuran derajat kemuliaan
Dan ukuran kaya adalah ketika tak lagi butuh pujian
Dengan kekayaan, para maling berbaju seperti orang takwa
Kekayaan pula yg melindungi kejahatan mereka dan hukuman
Mereka semua berebut kemuliaan yang menyilaukan
Ingin terus dikenang karena selalu diceritakan
Kekayaan adalah ukuran kehidupan,
Alat tukar yang bisa membeli kebebasan,
Serta picu senapan pembungkus kebenaran
Inilah kisah yang dimainkan dengan kepalsuan
Jika kau tanya pada orang-orang tentang diriku
Kau hanya akan temukan omong kosong tak bermakna seperti bisu
Ada yang berbentuk syai atau prosa mempesona
Cacian atau ungkapan simpati perasaan
Aib ilmu adalah kesombongan
Karenanya, tak jarang orang buta mengalahkan ilmuwan
Ku lihat kekayaan dalam kehinaan adalah kenaifan
Lalu ku pilih hidup tanpa keluhan
Aku adalah orang tercela
Kalau saja aku ikuti cara mereka
Tentu ku penuhi troliku dengan emas tanpa sisa
Perjuangan hidup sufistik telah diabadikan umat manusia
Karena itu mereka hidup sebagai orang-orang hina
Aku tetap berjalan di bawah terik
Saat orang-orang tengah mengemudi Cadilac
Tubuh basah penuh keringat dan mengendus seperti binatang
Karena pendapatanku tak seberapa
Orang-orang menertawakan berbagai pekerjaan tak jelas
Aku juga tak suka dan enggan berkata
"Roda kehidupan, berputarlah!"
Dulu mulutku berbicara tanpa kendali
Tapi setelah ditahan, ia menjadi terkunci

-Ku tulis ini dg luapan air mata. Teringat kejadian di awal thn 2009. Demi azam utk menuntut ilmu di bangku kuliah. Aku nekat hanya berbekal biaya pendaftaran & ongkos pergi, sepulangny mau ga mau harus berjalan kaki kurang lebih 30 km panjangny. Kondisi saat itu aku hanyalah kernet kuli bangunan yg penghasilanny tak seberapa, & seorg ikhwan yg patah hati krn slalu diacuhkn oleh akhwat yg dicintainy. 4 jam lamany perjalanan ku tempuh. Beban & rasa letihku setelah perjalanan sentak hilang & terbayarkn bgtu saja saat sesampainy di rumah. Ya, aku pulang disambut dg senyum ibuku & 4 gelas es teh ukuran besar. Tak hnya itu. Hatiku tersentuh saat sentuhan tangan yg kecil adik perempuan bungsuku (8 thn), mendekati kakiku & ia memijatny. Yg membuatku sedikit terhibur adalah, teman yg memang saat itu menunggu kepulanganku (ingin bertamu), mengetahui kondisiku dia mengumpat perhatian dg perkataan, "GILA LUH!" Hahaha, sontak kita berdua pun tertawa. Subhanallah, wal hamdulillah. Semoga bermanfaat.


Baca selengkapnya >>

Rabu, 13 April 2011

Allah Sebagai Pusat / HdL-02

Orang-orang yang mengenal Allah dan meyakini-Nya, insya Allah akan tenang hidupnya, jauh dari kekhawatiran, jauh dari kegelisahan.

Bu Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa suami. Sejak putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke hari ia kuatkan batinnya bahwa ia TIDAK SENDIRIAN dalam membesarkan anaknya. Ia bersama Allah. ALLAH SELALU MENEMANINYA. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia berdoa agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang cukup. Ya, bener loh. Hampir saban shalat.

Saya banyak belajar dari Bu Yuyun ini. Ketika banyak orang gelisah, ia hidup tenang. Sebab ada Allah di hatinya, ada Allah di pikirannya. Ketika banyak orang ketakutan dan risau dengan dunianya, ia tenang-tenang saja. Persis seperti meja, yang begitu tenang sebab memiliki empat kaki yang kuat yang menopang keberadaannya. Hidupnya begitu santai. Dan ini yang menjadikannya lebih kaya ketimbang orang yang kaya tapi hidup selalu penuh dengan kekurangan.

Sebagai ikhtiar dunianya, ia membuka jahitan rumahan. Ia bertutur, selalu ada saja pelanggan di saat yang tepat ia membutuhkan rizki. Sudah diatur Allah, begitu katanya.

Sejauh ini, aman-aman saja.

Sampe kemudian anaknya ini pergi hari itu untuk melihat kelulusannya; masuk atau tidak ia ke perguruan tinggi yang ia idam-idamkan.

Bu Yuyun berdebar-debar. Ia tahu, kalau anaknya lulus, ini masalah buat dirinya. Kalau anaknya tidak lulus, pun masalah buat dirinya juga. Tentu saja ia senang dapat masalah dalam bentuk anaknya lulus. Masalahnya tentu saja apalagi kalau bukan uang kuliah anaknya. Tapi segera ia banting sesuai dengan pengalamannya selama ini. Ada Allah Yang Maha Memberi Rizki. Dan ini yang membuatnya tenang.

Ia kenal dengan Allah, bahwa Allah selama ini senantiasa mencukupkan rizki buat dirinya dan anaknya.

Ia tahu bahwa Allah Maha Tahu bahwa ia sedang membesarkan anaknya. Dan Allah pun tahu bahwa hari ini akan ada khabar tentang nasib anaknya. Kondisi ini sudah ia sampaikan ke Allah jauh-jauh hari, bahwa ia butuh biaya buat anaknya lulus. Dia yakin, Allah pasti akan memenuhi kebutuhan anaknya, dan atau memberikan yang terbaik. Ia malah bersemangat sekali untuk menambah kedekatan dirinya dengan Allah. Sekali lagi, ini yang membuatnya tenang.

Dan memang Allah Maha Mengatur. Sehari setelah anaknya dinyatakan lulus, Allah kirimkan paman anaknya ini, alias adik almarhum suaminya. Hari itu, beliau berkunjung silaturahim. Dan Allah alirkan rizki untuk anaknya, lewat pamannya ini. Bukan hanya untuk uang masuk kuliahnya saja, tapi juga untuk biaya kuliah secara keseluruhan.

Semoga saya bisa belajar lebih banyak lagi dari Bu Yuyun ini.

I’m coming ya Allah. Saya datang kepada-Mu ya Allah. Semestinya, dengan banyaknya masalah dan hajat saya, saya lebih bersemangat lagi dan tanpa lelah mendatangi-Mu dan memohon pada-Mu.

Bolehlah dibilang bahwa hidup ini harus punya keyakinan terhadap Yang Kuasa. Tanpa ini, akan lemah sekali kita menjalani hidup ini. Dan untuk memiliki keyakinan, buka diri buka hati untuk menerima ilmu dan pengajaran tentang keyakinan. Kita sama-sama meminta kepada Allah agar Allah betul-betul membukakan mata hati kita bukan saja untuk mengenal-Nya, tapi juga untuk meyakini-Nya; yakin akan Kebesaran-Nya, yakin akan Kekuasaan-Nya. Kita butuh Allah. Dan senantiasa akan selalu butuh Allah. Maka bertuhanlah Allah. Sebenerbenernya pertuhanan. Supaya Allah betul-betul menjaga kita, menolong kita, dan menyediakan apa-apa yang kita perlukan yang kita butuhkan. Jangan sampai kita hidup seperti tidak punya Allah. Allah Maha Memberi Rizki, tapi hidup kita susah. Allah Maha Menolong, tapi setiap ada hajat dan masalah, selalu merasa mentok. Kalo bahasa saya mah, Allah dianggurin. Alias “dibikin nganggur’, sebab jarang kita deketin, jarang kita mintakan bantuan-Nya.

Insya Allah doa bi doa. Saya mendoakan Anda semua, dan Anda juga doakan saya. Supaya Allah betul-betul hadir di kehidupan kita dan berkenan hadir di kehidupan kita.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kami-lah Pelindungmu di dunia dan di akhirat; Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Fushshilaat: 31-32)

***

Ada baiknya peserta KuliahOnline mempelajari sedikit kisah Bu Yuyun ini, pelan-pelan. Betul-betul diresapi. Kenapa ada orang yang begitu dimudahkan urusannya sama Allah, dan mengapa ada yang sepertinya diblok, dipersulit oleh Allah. Saya meminta Saudara-saudara semua bersabar, mempelajari Kuliah Tauhid ini mahlan mahlan, pelan-pelan. Sebab setelah Kuliah Tauhid ini Saudara akan ngebut belajar tentang sesuatu yang membuat Saudarasaudara semua ada percepatan di semua urusan. Termasuk di urusan mengubah hidup, memperbaiki hidup, dan di urusan pencarian solusi buat permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi. “Ilmu instan” ini akan bahaya di kedepan harinya, manakala Saudarasaudara tidak punya basic tauhid yang bagus. Saya tidak terlalu perduli omongan kawankawan pengelola Kuliah Tauhid yang mengatakan, ada baiknya memberi banyak pelajaran buat kawan-kawan peserta KuliahOnline agar banyak yang didapat. Saya tidak perduli. Saya bahkan ketika belajar, dapat jauh lebih sedikit ketimbang ini.

Pernah satu ketika saya datang ke seorang ulama. Saya mengadu tentang masalah saya kepadanya. Meminta nasihat darinya. Saya datang dari jam 20 malam. Sampe jam 00 saya belum juga dipanggilnya. Boro-boro diajak bicara. Disuruh mendekat pun tidak. Di awal sih saya diajak bicara. Tapi bicaranya ketus sekali, “Koq datang lagi?!!!”. Saya jawab, “Ya, sebab masalahnya beluman selesai”. “Ya sudah, tunggu sana”, katanya, sambil menunjuk satu sudut teras majelisnya.

Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, saya kemudian menunggu dengan sabarnya. Tapi ga urung saya gatel juga untuk tidak bertanya. Saya bertanya, “Kyai, sudah jam 12 (malam), kapan saya dikasih kesempatan bicara?” Waktu itu saya lihat tamunya tinggal sedikit. Saya berharap saya bisa nyelang walo sebentar.

Ternyata saya salah. “Yang nyuruh situ dateng siapa?”

“Ga ada. Saya sendiri.”

“Ya sudah, tunggu saja!”

Wah, andai tidak ada husnudzdzan, baik sangka, niscaya saya sudah kesal bukan kepalang. Saya tentu akan mengatakan kepada Kyai ini, tidak menghargai tamu. Tapi ya itu. Saya menerima apa kata guru, dan saya memilih menerima perlakuan guru.

Kira-kira jam 01-an, mendekati jam 02 pagi, saya baru dipanggilnya.

Beliau lalu bertanya, “Tahu IBM ga?”

Sungguh pun saya tahu, tapi saya bingung. “Apa urusannya dengan masalah saya tuh IBM?”, tanya saya. Tentu saja dalam hati. Saya ga berani bertanya langsung. Akhirnya saya jawab singkat saja, “Tahu, Kyai.”

“Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu yang bisa jadi jalur khusus elu berdoa kepada Allah. Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”

Kejadian dialog ini terjadi sekitar tahun 2003. Kyai Betawi ini memang kerja di Perusahaan Asing. Perusahaan Perancis.

Sumpah. Saat itu saya merasa Kyai saya akan memberi saya sesuatu yang gimanaaa gitu. Sesuatu yang BESAR yang bakal instan membuat saya selesai masalah saya. Sim Salabim. Begitu saya pikir. Ternyata saya tidak sepenuhnya benar. Malah, sempat berkernyit dan tertawa kecil.

Kyai tersebut masuk ke dalam rumahnya, dan sejurus kemudian keluar lagi membawa DUA PENTOL KOREK API. Dua korek api itu dilempar ke arah saya. “Nih pake nih...”, katanya. Ngasihnya bener-bener dilempar. Sebab beliau ngasih sambil berdiri. Sedang saya duduk di bawahnya. “Itu korek api, VPN buat elu. Pake tuh yang bener. Udah gih dah, pulang!”

Saya pulang akhirnya. Kurang lebih 6 jam saya menunggu, hasilnya 2 korek api saja!

Menggerutu ga saya? Ntar dulu. Saya berpikir bahwa saya barangkali belajarnya kudu sedikit demi sedikit. Tapi apa ya maksudnya?

Pelan-pelan saya pikirkan. Hingga akhirnya saya mengaitkan dengan kalimatnya tadi: “Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu yang bisa jadi jalur khusus elu berdoa kepada Allah. Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”

Saya akhirnya mampu mengkorelasikan 2 korek api yang nyaris tanpa kata-kata itu dengan kalimat singkat Kyai. Rupanya saya disuruh bangun malam. Jangan banyakin tidur. Bagaimana-bagaimananya dengan 2 korek api ini, saya bahas di Kuliah Pilihan tersendiri yang judulnya: Rahasia Angka 11. Silahkan dah nanti login di sana, setelah KuliahOnline 41 esai ini selesai.

Satu hal yang mau saya kata, adalah sabar. Belajar itu harus sabar. Kita sama berdoa kepada Allah, agar Allah betul-betul berkenan memberi kita ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat. Sesuatu yang sedikit yang diberi-Nya manfaat dan ada ridha-Nya, niscaya menjadi sesuatu yang betul-betul berpengaruh positif bagi hidup kita. Wallaahu a’lam.

Ok, sampe ketemu dengan materi besok. Besok saya akan tambahin dengan pelajaran di balik Kisah Bu Yuyun, termasuk kenapa koq sepertinya bisa “satu malam”? Saya mohon maaf atas semua kesalahan saya dalam memberikan pengajaran. Mudah-mudahan Saudara-saudara memaklumi cara saya mengajar ini. Sekali lagi saya berdoa mudah-mudahan segala biaya, waktu, energi Saudara dalam mengklik website ini menjadi amal ibadah dan dihitung sedekah Saudara. Sampaikan ilmu ini kepada sebanyak-banyaknya orang. Tapi sarankan kepada mereka semua, agar mengikuti saja KuliahOnline ini secara langsung, mandiri, agar ada keberkahan lebih banyak buat semua yang terlibat.

Insya Allah tanggal 30 sore saya mengagendakan ketemuan darat (kopi darat), sekaligus syukuran KuliahOnline ini. Insya Allah akan diberitahukan lebih lanjut oleh Web Admin dari KuliahOnline ini. Salam dan doa saya untuk Saudara-saudara semua. Mohon doanya ya. Waktu saya susun dan edit esai kuliah ini, saya sudah mau jalan ke rumah sakit. Bayi saya masih dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita. Mudah-mudahan Saudara-saudara tergerak memberikan doa buat kami semua. Terima kasih ya.

Materi kuliah ini didownload dari : www.wisatahati.com


Baca selengkapnya >>

Minggu, 03 April 2011

LAA ILAAHA ILLALLAAH / HdL-01

"Yang kita perlukan di kehidupan ini adalah tauhid, iman dan amal saleh."

Ingin rasanya saya gemakan terus kalimat tauhid ini di hati ini. Saya jaga jangan sampai ia lepas. Bahwa LAA ILAAHA ILLALLAAH, tidak ada Tuhan selain Allah. Termasuk di urusan rizki. Tidak ada pemberi rizki kecuali Allah. Tidak ada rizki selain dari Allah. Tidak ada cara mencari rizki kecuali caranya Allah. Tidak ada tuhan selain Allah pokoknya.

Saya mau meyakini Kalimat Tauhid ini, supaya enteng hidup saya, tidak kelelahan di dalam mencari dan menikmati dunia, dan menjadikan Allah sebagai Sentral Kehidupan saya.
Tidak mudah. Karenanya saya mau bersungguh-sungguh dan berdoa. Memohon taufiq dan hidayah-Nya.

Saya melihat tidak sedikit manusia yang kelelahan mencari dunia. Sebab yang ia cari memang dunia. Tiada ia tempuh jalan-jalan ibadah yang mengantarkannya kepada Pemilik Dunia. Saya tidak mau menjadi bahagian dari orang-orang yang kelelahan itu. Saya ingin kemudahan.

Saya melihat manusia-manusia yang berat hidupnya dengan beban hidupnya. Sebab ia tidak men-share bebannya itu kepada Allah. Padahal DIA lah Yang Maha Meringankan.
Saya melihat ada yang menangis padahal Allah Maha Membahagiakan; Ada yang hidupnya sulit, padahal Allah Maha Memudahkan; Ada yang bermasalah, padahal Allah Maha Menolong; Ada yang miskin dan menderita, padahal Allah bisa menciptakan kekayaan di hati yang tidak perlu kaya secara dunia; Ada yang kaya, tapi tidak memiliki keluarga. Keluarganya adalah bisnisnya. Keluarganya adalah pekerjaannya. Tawa canda anak-anaknya milik pembantu-pembantu dan supirnya, lantaran ia jarang berkumpul sama anak-anaknya. Pasangan hidupnya juga adalah kesibukannya.

Subhaanallaah, izinkanlah kami-kami menjadi orang kaya yang hidupnya senang ya Allah. Senang dunia akhirat. Bahagia dunia akhirat.

Saya melihat ada yang keluarganya berantakan, sementara ia enjoy dengan hal itu, lalu ia katakan kepada dunia dia mau membentuk keluarga baru yang lebih harmoni; Ada yang hidupnya pindah berpindah, dari kesenangan yang satu ke kesenangan yang lain, hingga jiwanya sendiri lelah mengikutinya. Wajahnya ceria, tapi jiwanya rapuh; Ada manusia yang segalanya ada, tapi penghuni langit tiada mencintainya dan tiada menghargainya. Yang bisa menghormatinya, yang bisa memuliakannya, adalah manusia-manusia yang tiada pernah tahu siapa dia sebenarnya. Dia merasa dunia digenggamnya. Padahal dunia sedang menghinakannya; Ada yang mengenal semua tempat-tempat indah, dan berkeliling dunia. Tapi hatinya, pikirannya, badannya, tiada pernah dibawa menikmati shalat-shalat malam, bahkan keheningan berduaan dengan Pemilik Surga di dalam shalat pun tiada dia kenal; Ada pekerja-pekerja yang mengabdikan hidupnya untuk kerja dan usaha, sehingga sesungguhnya dirinya pun tiada kebagian jam istirahat dan bersenang-senang bahkan.

Saya melihat tidak sedikit manusia yang justru malah mudah mencari dunia. Tapi ia kekeringan. Ada selalu yang diambil sebagai tebusan dari mudahnya ia mendapatkan dunia. Itu saya lihat terjadi sebab kemudahan itu ia dapatkan bukan dengan mentaati Allah, Tuhannya. Sehingga ia tidak sadar bahwa Allah justru mengazabnya dengan dunia-Nya.

Saya mengingat analogi maen CATUR yang sering saya sampaikan kepada para pendengar tausiyah saya, yang sesungguhnya saya sedang memperdengarkannya pada diri saya sendiri. Kalau kita maen catur BERDUA, maka berlaku aturan permainan catur. Dimana kuda jalannya L. Peluncur jalannya miring. Pion hanya bisa jalan maju tidak bisa mundur, dan paling banyak hanya bisa jalan dua kotak catur lurus ke depan. Adapun Raja, bila di depannya, seluruh Pion belum dijalankan, dan Peluncur serta Menterinya masih ada di kanan kirinya, maka Raja hanya bisa diam. Tidak boleh ia melompati Raja. Itulah ATURAN CATUR. Tapi itu kalau maen BERDUA. Bagaimana kalau maen catur SENDIRIAN? Kalau maen catur sendirian, ya bebaslah maennya. Tidak berlaku hukum permainan catur. Kita boleh menjalankan Kuda selagu-lagunya. Mau lurus, mau muter-muter, mau lompat, bebas. Peluncur pun mau kita buat jalannya melompat-lompat seperti maen halma, boleh. Bagi Raja, meskipun seluruh pion belum dijalankan, ia pun boleh melompat dan bebas bergerak ke sana kemari. Inilah yang terjadi kalau kita maen catur SENDIRIAN.

Dan bila analogi catur ini boleh dibawa ke urusan tamsil tauhid, maka perlu kita ketahui Allah itu tidak ada sekutu bagi-Nya. Ibarat main catur, ALLAH MAEN SENDIRIAN DI DUNIA INI. TIDAK ADA YANG LAIN. 

Kemudahan ada di tangan Allah. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang bisa memberi kemudahan kecuali Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, ada di tangan Allah. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang bisa memberi itu semua kecuali Allah. Sama dengan maksudnya itu kalimat; Tidak ada yang bisa memberikan ragam kesulitan kecuali Allah yang hingga Dia lah yang bisa melepaskannya kembali. Kehendak itu kehendaknya Allah. Maka saya kepengen Allah berkehendak memudahkan segala urusan saya. Tapi bila saya menghendaki Allah memberikan kemudahan buat saya, sudah seharusnya saya menjadi hamba-Nya yang mau mengikuti segala aturan-Nya, dan siap untuk melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan-Nya. Saya tidak menjamin diri saya sendiri, bahwa ia akan mendapatkan segala kemudahan apabila Allah tidak saya ikuti. Rasul pun demikian. Ia tidak sanggup menjamin dirinya dan anak keturunannya masuk surga bila tiada ketaatan dan amal salih.

Bila Allah sudah mengatur, maka Kun Fayakuun-Nya yang terjadi. Kuasa-Nya yang terjadi. Karena Dia lah Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang mengatur dunia ini kecuali Allah. Saya sangat sangat bersedia untuk diatur. Sebab saya tahu dan meyakini, dengan sabab ilmu yang diteteskan-Nya pada saya, melalui pengajaran para guru, para orang tua, lewat berbagai media, bahwa kalau Allah sudah mengatur, maka aturan-Nya itulah yang terbaik. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada aturan yang terbaik kecuali apa-apa yang sudah Allah aturkan.

Laa ilaaha illallaah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada pemain di dunia ini, kecuali Allah, yang memainkan seluruh peraturan, sebab peraturan adalah peraturan-Nya, dan segala kuasa adalah Kuasa-Nya.

Dengan berpikiran seperti ini, yang harus saya lakukan adalah menyadari semua itu, pasrah berserah diri untuk ikut di dalam aturan-Nya dan mengikuti-nya sepenuh hati dengan kekuatan penuh. Tidak setengah-setengah.

Laa ilaaha illallaah. Tidak ada kehidupan kecuali untuk-Nya.

Saya melihat, kegagalan para pencari dunia, baik di tahapan mencari dunia, atau di tahapan menikmati dan mengelola dunia, adalah aktifitasnya tidak dia lakukan karena Allah dan untuk Allah. Andai dia punya visi misi li i'laa-i kalimaatillaah, untuk meninggikan kalimat Allah, maka tidak ada pernah kegagalan baginya.

Materi kuliah ini didownload dari : www.wisatahati.com


Baca selengkapnya >>

Jumat, 01 April 2011

Mukadimah Kuliah Online

Bismillaahirrahmaanirrahiim, saya mulakan KuliahOnline ini dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi-Nya, Allah, Tuha semesta alam. Salam hormat kepada semua Peserta KuliahOnline. Menyenangkan sekali bisa ketemu dengan Saudara-saudara semua, meski secara maya. Saya berdoa semoga segala fadhilah ilmu dan fadhilah majelis ilmu, tetap diberikan oleh Allah kepada kita, sebagaimana kalau kita duduk bertatap muka satu atap di satu majelis ilmu.

Rasulullah bersabda, "Bahwasanya sesiapa yang duduk di dalam majelis ilmu, maka Allah akan mencatatkannya sebagai orang yang ikut berjihad di medan perang membela agamanya Allah. Dan sesiapa yang duduk di majelis ilmu, maka Allah juga akan memerintahkan malaikat-Nya turun. Malaikat ini akan mengepakkan sayapnya dan bercucuran rahmat kepada siapa yang ternaungi. Malaikat ini juga akan membanggakan mereka semua di hadapan Allah, seraya memohonkan ampun kepada Allah."

Majelis ilmu adalah juga bahagian dari Majelis Zikir, majelisnya orang-orang yang belajar untuk mengenal dan mengingat Allah. Insya Allah segala fadhilahnya kelak kita akan pelajari lebih lanjut lagi. Saya hanya kepengen Saudara-saudara semua ikut mengamini doa saya, agar KuliahOnline ini menjadi Majelis Ilmu juga buat kita. Dan sejatinya, KuliahOnline ini adalah pengajian. Pengajian secara maya. Baarokawloohu lanaa, keberkahan semoga Allah berikan kepada kita, dan kepada siapa yang terlibat di dalam KuliahOnline ini. Amin.
Baca selengkapnya >>
Selemah-lemah manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat, dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari. -Imam Ali bin Abi Thalib
My Great Web page